Tuesday, November 1, 2011

Raka dan Flo bicara LDR




namanya Raka, sudah lebih dari dua tahun kita berteman. Raka termasuk ke dalam golongan orang berstatus LDR. sudah hampir dua tahun Raka setia menjalani status LDR-nya. rasa heran, kagum dan penasaran selalu merasuki pikiranku setiap kali teringat akan status LDR yang selama ini disanjungnya dengan setia. masalahnya aku selalu berkeberatan untuk menyanjung predikat LDR tersebut, dan saking beratnya berdera ANTI-LDR pun pernah sempat aku kibarkan. Katakan TIDAK untuk LDR!

Raka sering menceritakan tentang Shinta dikala kami sedang memilih topik pembicaraan yang ringan. karena sebenarnya kami lebih sering ngobrol soal politik, filosofi, sindir menyindir organisasi, dan strategi-strategi pergerakan yang kita buat sendiri. Raka punya sifat yang nggak pernah mau kalah, dan sepantasnyalah Raka menemukan ku untuk jadi sandingannya yang pas sebagai musuh seimbang karena aku lebih nggak mau kalah dibandingkan Raka. termasuk saat Raka banyak bercerita tentang Shinta, kekasih hati pujaan hatinya 
yang LDR itu.. aku pun juga nggak mau kalah menceritakan Putra.

"biasanya Shinta sering aku tinggal tidur kalau udah larut."

"kok kamu tega? pasti Shinta marah. aku paling jengkel kalau Putra ninggalin aku tidur. ngambeknya bisa berhari-hari" ceritaku yang sambil menggebu saking nggak mau kalah.

"Putra itu siapa sih, Flo?"

"maksud kamu?"

"iya siapa? temen kamu? pacar atau penggemar kamu?" seketika aku merasa tertohok oleh pertanyaan Raka. karena memang hampir dua tahun ini Putra yang selalu menemani di dekat ku, dekat dunia sepi ku bukan dunia nyata ku. karena memang Putra selalu ada saat aku membutuhkannya tapi Putra tidak benar-benar hadir disebelahku, hanya bayangannya saja yang hadir. 

"Raka, dimana aku bisa membeli rasa yakin seperti keyakinan atas perasaanmu untuk Shinta?" karena sebenarnya aku hanya tinggal mencari rasa itu, ternyata dua tahun masih juga belum bisa memunculkan keyakinan perasaan ku untuk Putra. entah karena memang ada kode sandi soal keyakinan yang hilang dalam diriku sehingga aku nggak bisa meyakini siapa pun atau karena memang aku yang sama sekali nggak tahu apa yang sebenarnya aku cari sehingga sama sekali aku nggak bisa menemukan rasa yakin. 

"Raka, sepertinya aku memang butuh orang yang nyata. bukan hanya sekedar bayangannya aja. carikan aku pacar dong. tapi yang di Jogja aja yaa" wajah Raka seketika berubah menjadi sinis. "kamu nggak pernah serius. cari pacar cuma untuk pelampiasan. mending ga usah sama sekali." tenggorokan ku makin terasa mencekat, dua kali kalimat Raka menohok ku  dalam waktu kurang dari 30 menit.  

dengan wajahnya yang iba, sambil mencubit gemas pipi ku seperti kebiasaannya saat aku mulai bertingkah menyebalkan Raka bertanya, "Putra kurang apa lagi sih, Flo? kata kamu dia ganteng, baik, setia, pinter, not bad lah.. dua tahun lho dia nunggu kamu."

mungkin cubitan kedua akan mendarat di pipi ku lengkap dengan rasa ngilu sakitnya saat aku menjawab: 

"kurang deket!"


sambil ditemani gerimis awal musim hujan di langit Yogyakarta. 1 November 2011. 00.53 a.m
Restu Galihani Adhi